✨ 1. Latar Belakang Pertemuan
Pada Selasa malam, 17 Juni 2025, Wapres Gibran Rakabuming Raka tiba di Blitar dan mengawali kunjungan kerjanya dengan sowan ke Majelis Ta’lim Sabilu Taubah, yang diasuh oleh Muhammad Iqdam — akrab dipanggil Gus Iqdam. Dalam pertemuan ini, Gibran mengungkapkan bahwa Gus Iqdam adalah “teman lama, guru”, serta menyampaikan rasa syukur karena akhirnya bisa datang ke pondok dan dijamu makan malam di sana .
Mereka terakhir kali bertemu ketika Gibran masih menjabat Wali Kota Solo, sekitar satu tahun lalu . Kunjungan ini menjadi pembuka rangkaian kegiatan Wapres di Blitar.
2. Intensitas dan Suasana Pertemuan
Menurut Kompas, pertemuan antara Wapres dan Gus Iqdam berlangsung sekitar 1,5 jam. Gibran menyebut kunjungan ini wajib, sebagai wujud penghormatan kepada Gusr Iqdam sebelum memulai agenda Blitarnya .
Suasana akrab tercermin dari diskusi-hush, sambutan hangat, serta undangan untuk makan malam di pondok—intonasi budaya keagamaan yang kental menyertai silaturahmi itu. Gus Iqdam juga menyatakan rasa canggung karena posisi Gibran kini sudah sangat tinggi, yakni Wakil Presiden .
3. Moderasi Islam dan Pemberdayaan Generasi Muda
Gibran menegaskan pentingnya peran pesantren dan majelis taklim dalam membentuk karakter generasi muda yang cerdas dan produktif. Menurut Wapres:
“Pesantren dan majelis taklim menjadi salah satu kunci dalam membangun bangsa yang berkarakter, terutama pemberdayaan generasi muda.”
Ia berharap kolaborasi antara pemerintah dan lembaga keagamaan bisa terus diperkuat ke depannya.
Gus Iqdam berkesempatan menyampaikan pesan yang sejalan, menekankan pentingnya generasi muda yang “tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga berdikari ekonomi”. Dia mengapresiasi apabila anak muda “bekerja, berkarya”, memperluas jangkauan majelis taklim ke komunitas marginal atau yang sedang mencari jati diri .
4. Profil Singkat Gus Iqdam
- Nama lengkap: Agus Muhammad Iqdam Kholid
- Tempat & tanggal lahir: Blitar, 27 September 1994
- Perjalanan spiritual:
- Anak dari keluarga pesantren, menuntut ilmu bersama pamannya KH Dliyauddin Azzamzami
- Santri di Ponpes Al‑Falah Ploso, Kediri
- Karier dakwah:
- Mendirikan Majelis Ta’lim Sabilu Taubah (2018)
- Peserta awalnya hanya tujuh orang, kini mencapai puluhan ribu, menyasar kaum marginal
- Ciri khas dakwah:
- Pendekatan lucu, ringan, mudah diterima
- Ramah dan relevan untuk berbagai kalangan
5. Jejak Kolaborasi Sebelumnya
5.1 Saat Gibran sebagai Wali Kota Solo
Pada Februari 2024, Gibran — waktu itu mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden — sowan ke majelis Gus Iqdam di tengah masa tenang Pemilu. Kehadirannya disambut meriah, duduk di sebelah Gus Iqdam dan mendengar tausiyah-malam. Bawaslu setempat pun mengonfirmasi tidak ada pelanggaran kampanye dalam kegiatan itu .
5.2 Momentum Harlah Sabilu Taubah
Gus Iqdam bahkan mengundang Gibran untuk menghadiri Harlah kelima Sabilu Taubah pada Februari 2024. Siaran langsung pengajian malam Selasa memperlihatkan Gibran duduk tenang, disapa dengan guyonan khas Gus Iqdam, “tenang, saya di belakang panjenengan” .
Ajaran moderat dan fun dakwahnya membuat Majelis Sabilu Taubah dekat dengan banyak elemen masyarakat, bukan hanya santri tradisional.
6. Makna Simbolik Kunjungan
- Pemberdayaan Sosial Keagamaan
Gibran menggunakan platform pesantren dan majelis taklim untuk menjembatani program-program ekonomi & karakter generasi muda. - Pendekatan Kultural & Politik
Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, yang memprioritaskan konsolidasi sosial melalui kultur dan keagamaan . - Continuity & Networking Spiritual
Sowanya Gibran ke Gus Iqdam mencerminkan kesinambungan hubungan: dari politik lokal (Solo) hingga nasional (Blitar), membangun koneksi spiritual lokal dan relasi antarkader.
7. Ruang Kolaborasi Pemerintah & Pesantren
Gibran mengusulkan kolaborasi antara pemerintah dan pondok pesantren dalam berbagai bidang, seperti:
- Program pendidikan karakter dan kewirausahaan santri
- Pelatihan soft-skill & ekonomi kreatif
- Pendampingan kemitraan UMKM pesantren
- Ketahanan sosial lokal melalui majelis dakwah komunitas
Harapan Wapres adalah program ini dapat diperluas dan berdampak langsung di kalangan muda dan pedesaan.
8. Reaksi Gus Iqdam dan Pesan Spiritualnya
Gus Iqdam terlihat canggung dengan status baru Gibran, namun tetap menyambutnya secara santun. Ia menegaskan:
“Semoga perjuangan Mas Gibran… diridhoi Allah SWT.”
Gus juga berpesan agar hubungannya dengan Gibran tak hanya lahiriah, tetapi juga batiniah — seyogyanya sebagai kawan akrab dan guru spiritual .
9. Dampak untuk Blitar & Indonesia
- Blitar: menjadi perhatian nasional, potensi kolaborasi ekonomi pesantren, wisata budaya, digitalisasi dakwah.
- Nasional: contoh yang baik kolaborasi antara negara dan komunitas agama moderat; membentuk model integrasi budaya, spiritual, dan pemerintahan.
10. Tantangan & Peluang ke Depan
- Mengukur dampak nyata: program harus konkret, meliputi pelatihan, pendanaan, akses pasar.
- Institusionalisasi sinergi: adakah tim khusus Wapres–Kemenag–Kemendikbud yang fokus ke pesantren milenial?
- Kesinambungan & monitoring: implementasi butuh evaluasi berkala agar melahirkan indikator progres sosial.
- Replikasi: apakah model ini bisa disebarluaskan ke pesantren lain di berbagai daerah?
11. Kesimpulan
Kunjungan Wapres Gibran ke Gus Iqdam di Blitar bukan sekadar silahturahmi personal — melainkan simbol kuat integrasi pemerintahan, budaya, agama, dan ekonomi. Jika dijalankan secara serius, kolaborasi ini dapat membuka jalan bagi pemberdayaan generasi muda yang moderat, mandiri, dan berdaya saing, sesuai visi besar bangsa.
🌟 12. Refleksi: Makna Pertemuan Gibran dan Gus Iqdam
Kunjungan Wapres Gibran Rakabuming Raka ke Blitar untuk bertemu Gus Iqdam bukan sekadar pertemuan dua tokoh, tetapi juga simbol dari harmoni antara politik, agama, dan budaya. Dalam suasana yang penuh kehangatan dan keakraban, keduanya menunjukkan bahwa perbedaan status dan jabatan tidak menghalangi kedekatan hati dan tujuan bersama.
Gibran, sebagai Wapres, menunjukkan sisi humanisnya dengan menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan sosok yang dianggapnya sebagai teman lama dan guru. Sementara itu, Gus Iqdam, dengan pendekatan dakwah yang ringan dan penuh humor, mampu menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual yang mendalam.
Pertemuan ini juga mencerminkan pentingnya peran pesantren dan majelis taklim dalam membentuk karakter generasi muda. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan lembaga keagamaan, diharapkan dapat tercipta program-program yang memberdayakan dan membangun bangsa yang berkarakter.
🔮 13. Harapan dan Arah Masa Depan
Melihat antusiasme dan sinergi yang terjalin antara Gibran dan Gus Iqdam, ada harapan besar agar kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan berkembang. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:lenteratoday.com
- Pemberdayaan Ekonomi Pesantren: Mengembangkan program kewirausahaan bagi santri untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
- Digitalisasi Dakwah: Memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah yang moderat dan konstruktif.
- Pelatihan Kepemimpinan: Memberikan pelatihan kepemimpinan kepada generasi muda untuk mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter.
- Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah: Bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendukung program-program yang bermanfaat bagi masyarakat.
🌱 14. Gus Iqdam: Dari Santri Nakal Menjadi Dai Milenial
Gus Iqdam, atau yang memiliki nama lengkap Agus Muhammad Iqdam Kholid, lahir di Blitar pada 27 September 1993. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan KH Kholid dan Hj Ny Lanratul Farida. Ayahnya adalah seorang kyai di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam II di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Sementara ibunya adalah putri dari kiai kharismatik KH Zubaidi Abdul Qofur. Masa kecil Gus Iqdam diwarnai dengan kenakalan dan hobi balap motor. Namun, atas dorongan sang ayah, ia memutuskan untuk mondok dan serius belajar agama Islam di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri.krjogja.com+3kaafah.id+3bacaini.id+3
Setelah menuntaskan pendidikan di pesantren, Gus Iqdam kembali ke Blitar dan mendirikan Majelis Ta’lim Sabilu Taubah pada 2018. Majelis ini awalnya hanya memiliki tujuh jamaah, namun kini berkembang pesat dengan puluhan ribu anggota, terutama dari kalangan muda. Gus Iqdam dikenal dengan pendekatan dakwah yang ringan, penuh humor, dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti membagikan takjil kepada masyarakat Blitar, yang menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama. kapansaja.id+1blitarkawentar.jawapos.com+1
📚 15. Gibran dan Gus Iqdam: Simbol Kolaborasi Generasi Muda dan Ulama
Kunjungan Gibran ke Blitar untuk bertemu Gus Iqdam mencerminkan pentingnya kolaborasi antara generasi muda dan ulama dalam membangun bangsa. Gibran, sebagai Wakil Presiden, menunjukkan bahwa posisi politik tidak menghalangi untuk tetap dekat dengan masyarakat dan ulama. Sementara itu, Gus Iqdam, dengan pendekatan dakwah yang modern, mampu menarik perhatian generasi muda untuk lebih mendalami agama dan berperan aktif dalam masyarakat.
Pertemuan ini juga menunjukkan bahwa pesantren dan majelis taklim memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi muda. Melalui pendekatan yang relevan dengan zaman, pesantren dapat menjadi pusat pemberdayaan ekonomi, sosial, dan spiritual bagi masyarakat.
🌍 16. Dampak Sosial dan Budaya dari Kolaborasi Ini
Kolaborasi antara Gibran dan Gus Iqdam memiliki dampak yang luas, baik secara sosial maupun budaya. Secara sosial, kegiatan berbagi takjil yang digelar oleh Sabilu Taubah menunjukkan bahwa pesantren dapat berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat. Selain itu, pendekatan dakwah yang dilakukan oleh Gus Iqdam mampu menarik perhatian generasi muda untuk lebih aktif dalam kegiatan keagamaan.blitarkawentar.jawapos.com+1kapansaja.id+1
Secara budaya, kolaborasi ini menunjukkan bahwa tradisi pesantren masih relevan dan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dengan pendekatan yang tepat, pesantren dapat menjadi pusat kebudayaan yang mengedepankan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.
🔮 17. Harapan untuk Masa Depan
Melihat sinergi yang terjalin antara Gibran dan Gus Iqdam, ada harapan besar agar kolaborasi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pemberdayaan Ekonomi Pesantren: Mengembangkan program kewirausahaan bagi santri untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
- Digitalisasi Dakwah: Memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah yang moderat dan konstruktif.
- Pelatihan Kepemimpinan: Memberikan pelatihan kepemimpinan kepada generasi muda untuk mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter.
- Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah: Bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendukung program-program yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan hubungan antara Gibran dan Gus Iqdam dapat menjadi model kolaborasi yang sukses antara pemerintah dan lembaga keagamaan dalam membangun bangsa.
📝 18. Kesimpulan
Kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Blitar untuk bertemu Gus Iqdam bukan hanya sekadar pertemuan pribadi, tetapi juga merupakan momentum penting dalam membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat melalui pendekatan agama dan budaya. Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta program-program yang memberdayakan generasi muda dan membangun bangsa yang berkarakter.
Semoga kolaborasi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun sinergi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.
🕌 19. Gus Iqdam: Dari Santri Nakal Menjadi Dai Milenial
Gus Iqdam, atau Muhammad Iqdam Kholid, adalah sosok pendakwah muda asal Blitar yang dikenal dengan pendekatan dakwahnya yang modern dan mudah diterima oleh kalangan milenial. Lahir pada 27 September 1993, Gus Iqdam merupakan anak bungsu dari pasangan KH Kholid dan Hj Ny Lanratul Farida. Ayahnya adalah seorang kyai di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam II di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Sementara ibunya adalah putri dari kiai kharismatik KH Zubaidi Abdul Qofur.ipnuippnukokop.or.id
Masa kecil Gus Iqdam diwarnai dengan kenakalan dan hobi balap motor. Namun, atas dorongan sang ayah, ia memutuskan untuk mondok dan serius belajar agama Islam di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri. Setelah menuntaskan pendidikan di pesantren, Gus Iqdam kembali ke Blitar dan mendirikan Majelis Ta’lim Sabilu Taubah pada 2018. Majelis ini awalnya hanya memiliki tujuh jamaah, namun kini berkembang pesat dengan puluhan ribu anggota, terutama dari kalangan muda. Gus Iqdam dikenal dengan pendekatan dakwah yang ringan, penuh humor, dan mudah diterima oleh berbagai kalangan.
🤝 20. Gibran dan Gus Iqdam: Simbol Kolaborasi Generasi Muda dan Ulama
Kunjungan Gibran ke Blitar untuk bertemu Gus Iqdam mencerminkan pentingnya kolaborasi antara generasi muda dan ulama dalam membangun bangsa. Gibran, sebagai Wakil Presiden, menunjukkan bahwa posisi politik tidak menghalangi untuk tetap dekat dengan masyarakat dan ulama. Sementara itu, Gus Iqdam, dengan pendekatan dakwah yang modern, mampu menarik perhatian generasi muda untuk lebih mendalami agama dan berperan aktif dalam masyarakat.
Pertemuan ini juga menunjukkan bahwa pesantren dan majelis taklim memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi muda. Melalui pendekatan yang relevan dengan zaman, pesantren dapat menjadi pusat pemberdayaan ekonomi, sosial, dan spiritual bagi masyarakat.
🌍 21. Dampak Sosial dan Budaya dari Kolaborasi Ini
Kolaborasi antara Gibran dan Gus Iqdam memiliki dampak yang luas, baik secara sosial maupun budaya. Secara sosial, kegiatan berbagi takjil yang digelar oleh Sabilu Taubah menunjukkan bahwa pesantren dapat berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat. Selain itu, pendekatan dakwah yang dilakukan oleh Gus Iqdam mampu menarik perhatian generasi muda untuk lebih aktif dalam kegiatan keagamaan.
Secara budaya, kolaborasi ini menunjukkan bahwa tradisi pesantren masih relevan dan dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dengan pendekatan yang tepat, pesantren dapat menjadi pusat kebudayaan yang mengedepankan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.
🔮 22. Harapan untuk Masa Depan
Melihat sinergi yang terjalin antara Gibran dan Gus Iqdam, ada harapan besar agar kolaborasi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pemberdayaan Ekonomi Pesantren: Mengembangkan program kewirausahaan bagi santri untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
- Digitalisasi Dakwah: Memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah yang moderat dan konstruktif.
- Pelatihan Kepemimpinan: Memberikan pelatihan kepemimpinan kepada generasi muda untuk mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter.
- Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah: Bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendukung program-program yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan hubungan antara Gibran dan Gus Iqdam dapat menjadi model kolaborasi yang sukses antara pemerintah dan lembaga keagamaan dalam membangun bangsa.
📝 23. Kesimpulan
Kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Blitar untuk bertemu Gus Iqdam bukan hanya sekadar pertemuan pribadi, tetapi juga merupakan momentum penting dalam membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat melalui pendekatan agama dan budaya. Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta program-program yang memberdayakan generasi muda dan membangun bangsa yang berkarakter.
Semoga kolaborasi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun sinergi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.
🕊️ 24. Kedekatan Spiritual dalam Silaturahmi
Kunjungan Gibran ke Blitar bukan hanya sekadar agenda politik, melainkan juga merupakan bentuk silaturahmi yang mendalam. Dalam suasana penuh kehangatan, Gibran mencium tangan Gus Iqdam dan keduanya berpelukan. Gus Iqdam menyambut dengan penuh keikhlasan, berharap agar kedekatan mereka tidak hanya secara lahiriah, tetapi juga batiniah. “Semoga kita selalu dekat, lahir batin,” ujar Gus Iqdam di hadapan jamaah. bacaini.id
🎤 25. Gus Iqdam: Dai Milenial dengan Sentuhan Humor
Gus Iqdam dikenal dengan pendekatan dakwah yang ringan dan penuh humor. Dalam kesempatan tersebut, ia menceritakan tantangan dari Haji Beqi, seorang pengusaha asal Blitar, yang menawarkan imbalan Rp 5 juta jika ia berhasil membuat Gibran tertawa terbahak-bahak. Cerita tersebut membuat suasana semakin akrab dan penuh tawa. bacaini.id
☕ 26. Kopi Blirik: Sajian Khas Majelis Sabilu Taubah
Sebagai bentuk keakraban, Gus Iqdam menawarkan kopi blirik, minuman khas Majelis Sabilu Taubah, kepada Gibran. Tanpa canggung, Gibran pun mencicipinya, menunjukkan kedekatan yang tulus antara keduanya. bacaini.id
🗓️ 27. Harlah Sabilu Taubah: Undangan untuk Gibran
Gus Iqdam mengundang Gibran untuk hadir dalam perayaan Harlah Sabilu Taubah yang akan berlangsung pada 16-19 Februari 2024. Acara tersebut akan menampilkan berbagai penampilan seni dan pengajian dari berbagai tokoh, termasuk Deny Cak Nan, Happy Asmara, Letto, Ungu, dan pengajian Habib Bidin. krjogja.com+2jatimtimes.com+2krjogja.com+2
🧘 28. Pesan Dakwah di Masa Tenang Pemilu
Meskipun berada dalam masa tenang Pemilu 2024, Gus Iqdam menekankan pentingnya menjaga suasana kondusif. Ia mengingatkan jamaah untuk tidak melakukan kampanye politik dan fokus pada kegiatan spiritual. “Ini hari tenang, nggak boleh bicara angka, nggak boleh menggerakkan tangan,” ujar Gus Iqdam. krjogja.com+3jatimtimes.com+3joglosemarnews.com+3joglosemarnews.comnews.detik.com+1joglosemarnews.com+1
🌐 29. Dampak Sosial dari Kolaborasi Gibran dan Gus Iqdam
Kolaborasi antara Gibran dan Gus Iqdam memiliki dampak positif dalam membangun hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Melalui pendekatan dakwah yang modern dan relevan, Gus Iqdam mampu menarik perhatian generasi muda untuk lebih aktif dalam kegiatan keagamaan. Sementara itu, Gibran sebagai Wakil Presiden menunjukkan bahwa posisi politik tidak menghalangi untuk tetap dekat dengan masyarakat dan ulama.
📝 30. Kesimpulan
Kunjungan Gibran ke Blitar untuk bertemu Gus Iqdam mencerminkan pentingnya kolaborasi antara generasi muda dan ulama dalam membangun bangsa. Melalui pendekatan dakwah yang modern dan penuh humor, Gus Iqdam berhasil menarik perhatian generasi muda untuk lebih mendalami agama dan berperan aktif dalam masyarakat. Sementara itu, Gibran sebagai Wakil Presiden menunjukkan bahwa posisi politik tidak menghalangi untuk tetap dekat dengan masyarakat dan ulama.
Semoga kolaborasi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun sinergi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.
baca juga : Respons Sri Mulyani soal Satgassus Penerimaan Negara oleh Kapolri